Friday, May 23, 2008

Sawah yang Hilang

Dulu pernah posting soal sawah di belakang komplek. Kalau mau lihat sawah, tinggal lari ke rumah tetangga, numpang lewat untuk menuju sawah itu. Membiarkan Alya dan Ghina bebas bermain, berlari-lari, melewati pematang atau hanya sekedar menikmati sore hari sambil berfoto sama Ayah.


"Nikmat Allah yang mana lagi yang kau ingkari.."











Tapi sayang sawah itu sekarang udah nggak ada lagi, sekarang sudah mulai dibangun untuk jadi rumah susun atau apartemen ya? Nggak jelas deh. Merusak alam, merusak penghijauan dan aliran air. Kenapa sih orang-orang hanya memikirkan kepentingan dirinya sendiri, perutnya sendiri? Kenapa demi uang, mereka rela menghilangkan sawah dan menjadikannya rumah beton? Arrgghh... seandainya aku punya "kekuatan" dan "keberanian" untuk menolak, menyatukan keinginan setiap orang untuk membatalkan pembangunan itu. Tapi siapa sih aku...?? Bukan orang penting, kali..!!






Dan yang sedih adalah Alya dan Ghina karena mereka tidak punya tempat untuk bermain lagi di sawah, menikmati hangatnya mentari dan berlarian mengejar kupu-kupu serta capung. Mereka tidak bisa menikmati kebebasan berjalan di titian pematang, melihat sapi yang membajak sawah, aroma rumput liar yang tertiup angin..

Seandainya semua itu tidak hilang ya Nak?









Tapi mau bilang apa lagi? Dan yang kelihatan sedih waktu kita ke belakang komplek untuk melihat sawah itu menjadi rata dengan tanah, ya Ghina. Dia bengong aja, melihat traktor yang meratakan sawah, diem aja.. Mungkin dalam pemikiran dia, kenapa ya jadi begini.. Semoga kalau engkau besar nanti, Nak, masih bisa melihat keindahan bumi kita ini ya? Masih bisa menikmati udara segar dan kabut yang selalu ada di depan rumah kita kalau habis hujan. Suara kodok bersahutan sehabis hujan, dan suara jangkrik di malam sunyi yang terdengar seperti doa dan dzikir kepada Allah SWT. Amin


Gelisah

Tok..tok..tok..
Apa itu Nak?
Itu suara angin
yang mengetuk rumah kita

Tik..tik..tik..
Apalagi itu, Cantik?
Itu suara rintik hujan
yang jatuh diteras rumah kita

Mereka ingin bermain bersama, Bu..

Ajak saja mereka bermain Nak,
biarkan mereka bebas menikmati kehangatan rumah mungil kita, Cantik..
Biarkan mereka puas rasakan kedamaian didalamnya,
tapi tolong katakan pada mereka, jangan sampai rusakkan rumah mungil kita ya..


"Waktu hujan deras dan petir bersahutan di Pondok Cabe, 27 April 2008..
Menyeramkan, tapi itulah fenomena alam..
Hanya berpikir dan tafakur, bagaimana ya dengan mereka yang hanya tinggal di "rumah kardus"
Bagaimana dengan yang tidak punya tempat berteduh...
Duh.. Gusti...
Seandainya aku punya "kekuatan" lebih untuk bisa membantu mereka..
Seandainya aku punya "istana" untuk tinggal mereka semua..
Betapa harus bersyukurnya kita atas semua karunia Allah SWT.."

Wednesday, May 21, 2008

Jalan-jalan ke Genting, KL

Sabtu, 10 Mei 2008

Hari ini, aku musti anterin Ibunda tercinta ke KL, mau nengokin om Dimas tercinta & keluarga.
Karena Eyang kangen sama mereka, jadi sebagai anak yg baik (ehm..ehm..) Ibu musti anterin Eyang deh hehe.. Bukan itu sih alesannya, Ibu adalah anak perempuan satu2nya, dan di Jakarta Eyang kan sekarang tinggal dirumah kita (kadang muter sih di Depok atau di tempat om Heru, di Pasar Rebo), jadi Ibu juga bertanggung jawab kalo Eyang mau pergi2 kan?












Pagi ini jam 5.15, Ibu sama eyang berangkat ke bandara Sukarno-Hatta, kita naik AirAsia ke KL yg jam 08.10. Om Heru, tante Mirna dan si ganteng Abimz dateng ke rumah subuh ini. Abim udah besar deh, lucu banget. Pas mau berangkat kebetulan banget Ibu lagi gak enak badan nih, pusing, mual, jadi gak konsen pamitnya... Sebetulnya nggak tega juga ninggalin para malaikat kecil Ibu, tapi lebih nggak tega musti ngebiarin Eyang pergi sendiri ke KL kan? Alhamdulillah semua lancar, check-in, bayar fiskal, dll. Pesawat nggak telat, sampai KL jam 10.10 waktu Indonesia, tapi jam 11.10 waktu KL. Om Dimas udah jemput di bandara LCCT, langsung dari KLIA, karena kebetulan pagi ini juga baru pulang dari dinas ke India.














Sampai apartemen om Dimas, kira2 jam 12-an. Istirahat, main2 sm si kembar Kira & Ziya (they are very nice girls), cerita2, makan, dll. Habis mandi, jam 4 sore kita jalan2 ke the Curve, mampir ke Ikea, gak beli apa2, cuma pas lihat ada gelas, mangkok, sendok2 plastik aneka warna & lucu, udah itu cukup murah juga RM6, karena keinget sama Alya dan Ghina ya udah dibeli deh. Tapi dibayarin sih sama tante Indah. Makasih ya tante cantik.. Makan malem disana, terus kita pulang, istirahat. Capek juga ya hari ini...


Minggu, 11 Mei 2008

Hari ini gak taunya om Dimas mau ngajakin ke Genting, tadinya kita mau berangkat jam 8 pagi, tapi meleset dari rencana. Jadi kita baru berangkat jam 10-an. Dari apartemen kita ke LRT Station (Setiawangsa) ke Gombak. Dari sana pesan tiket ke Genting (pp) all-in. Perjalanan ke Genting kira2 1 jam-an deh, naik bis. Dari turun bis, kita naik cable car ke puncak (Genting Highland ya kalo gak salah). Lumayan antri juga deh mau naik cable carnya, kira2 15 menit.

























Ternyata lumayan jauh juga kita naik cable car, dan terkagum-kagum sama yang dulu buatnya. Karena dengan posisi seperti itu bisa membuat jalan, itu kan ibarat menyeberangi 1 bukit ke bukit lain. Jadi kalo kita liat ke bawah, seperti jurang deh. Pohon2 liar, bunga2 liar. Seru deh..!! Dan kalo beruntung katanya kita bisa lihat monyet liar bergelantungan dari satu pohon ke pohon lain. Sayang Ibu nggak menemukan... Eyang lumayan takut juga katanya naik itu. Jadi inget waktu ke Tenggarong, sama teman2 Ibu naik cable car, menyeberangi bukit dan sungai Mahakam karena mau ke tempat permainannya semacam theme park-nya Tenggarong. Itu lebih seram, karena dibawah air, dan tiang2nya jauh dari ujung sungai ketemu ujung sungai satunya. Wow...kapan lagi ya bisa ke Tenggarong..??
















Disana muter2 aja, naik permainan yg bisa dimainin sama si kembar, sebetulnya hampir sama dengan Dufan, yg seru cuma Flying Coaster, karena kita naiknya sambil tengkurap di coaster. Seru deh buat yg suka tantangan hehe.. Tempatnya dingin banget, makin sore makin berkabut. Jadi kita pakai jaket. Sayang gak semua bisa dinaikin, karena selain nggak ada temen yang bisa diajak naik (kan bawa anak kecil, kasihan kalo ngajak tante Iin nanti Kira Ziya nangis. Ngajak Eyang nanti jantungan katanya hehe...)











Kita antri cable car utk turun itu lumayan panjang deh, mana waktunya udah mepet. Bisnya kan jam 17.45, pas banget deh sampai bis jam 17.40. Pulang dari sana jam 17.45, perjalanan kira2 1 jam ke Gombak, lanjut ke KLCC. Tujuan kali ini cari oleh2 buat malaikat kecilku, mereka cuma mau pensil dan pulpen yang berbentuk orang dgn karakter dokter, arsitek, dll, juga binatang seperti lumba2, zebra, jerapah. Baik banget deh Alya sama Ghina, cuma mau oleh2 itu. Tapi Ibu beli juga coklat Beryls'. Sebetulnya lebih enak beli di pabrik coklatnya langsung lebih murah, tapi mau gimana lagi, pasti gak sempet deh. Gak papa, masih ada lain kali kan kalo ke KL. Udah itu kita pulang, sampai rumah pas jam 10 malem, Eyang udah kecapekan, sampai gak bisa jalan katanya. Kakinya pegel. Kasihan Eyang, maaf ya Yang...











Senin, 12 Mei 2008

Pagi ini gak kemana-mana, karena pesawat jam 13.10 berangkatnya. Siap2, jam 10 kita ke bandara Air Asia. Sampai sana kira2 jam 11-an. Langsung check-in biar tenang, masih nyari coklat M&M buat Alya Ghina. Makan siang disana, masuk ke ruang tunggu jam 12.40. Nunggu sebentar, masuk deh ke pesawat. Sampai Jakarta jam 14.10 tepat, yang lama nunggu bagasinya.
Langung naik Damri yg ke Lebak Bulus, udah kangen sama anak2 nih, tapi jalanan bener-bener nggak bersahabat deh. Di Slipi muacet, Simprug apalagi, Arteri sampai Pondok Indah Mall macet. Ibu turun di Pondok Indah 2, terus lanjut naik taxi. Sampai rumah jam 17.30-an. Wuah leganya...ketemu para malaikat kecil cantik. Alhamdulillah. Tapi sayang besok udah ngantor lagi hua..., seandainya bisa tiap hari libur hehe...(ngayal.com).

Bongkar oleh-oleh, kangen2an sama Alya dan Ghina, senengnya ketemu lagi sama Alya dan Ghina.

Saturday, May 17, 2008

Ghina Lomba Drum Band




















Kali ini Ghina ikutan lomba drum band se Jabodetabek, lombanya di Taman Mini Indonesia Indah. Karena lomba hari Sabtu, jadi tetap Nenek yang antar, karena mbak Alya sekolah, jadi Ibu musti jemput kan? Hari ini Ayah juga ada foto-foto di Sunda Kelapa, jadi Ibu sendiri aja jemput mbak Alya.












Alhamdulillah, lomba drum band ini sekolah Ghina jadi juara Harapan 2. Karena denger cerita dari Nenek, anak-anak udah pada kepanasan, pada bete deh..makanya juara harapan pun udah bersyukur. Ibu bersyukur juga karena Ghina mau ikutan, karena selama ini Ghina itu termasuk anak yang pemalu, apa-apa mau ikutan nangis, ngambek dulu. Mungkin karena makin besar, jadi makin berani kali ya...?











Lihat aja gaya-gaya Ghina difoto.