Monday, July 02, 2007

Om Dimas & Keluarga Pindah ke Malaysia

Hari Sabtu kemaren, adik tercinta Ibu, om Dimas pindah kerja ke Malaysia. Sebetulnya sih udah dari 2 minggu lalu perginya, tapi om Dim baru bawa keluarganya tanggal 30 Juni kemaren. Wuah..sedihnya, om Dimas pergi pulang Samarinda aja udah berasa sepi, apalagi sekarang jauh. Udah itu si kembar Kira Ziya kan juga ikutan pergi...sedihnya gak bisa sering-sering dengar celoteh mereka, tawa mereka (hiks..hiks..). Apalagi Eyang, dari mereka lahir sampai sekarang mereka hampir 2 tahun, Eyang selalu sama mereka, walaupun terkadang Eyang juga suka nginep di Depok, Pondok Cabe, tapi di hati Eyang, Kira Ziya sangat spesial. Karena sejak mereka di dalam kandungan tante Iin, Eyang udah "bersama" mereka. Sering berkomunikasi juga dengan mereka, jadi terbayang kan gimana perasaan Eyang ditinggal jauh sama mereka??


Tapi biar gimana life must go on kan? Kita tidak bisa memaksa kehidupan harus sesuai dengan impian kita kan? Terkadang malah kehidupan itu berjalan jauh meyimpang dari impian dan harapan kita, tapi harus tetap dijalankan karena semua sudah diatur oleh-Nya. Kita hanya menjalankan hidup ini supaya lebih bermakna dan mempunya arti bagi diri kita dan orang banyak, dan tetap Allah SWT juga yang mengatur semua.


Buat Eyang pasti berat, karena Eyang yang memutuskan sendiri untuk tinggal sama om Dimas sewaktu belum menikah, walaupun banyak pilihan untuk tinggal, karena memang Eyang lebih dekat sama om Dimas dan mungkin lebih nyaman tinggal dengan om Dimas, selain karena wajah dan karakternya sangat mirip dengan Alm.Bapak (Eyang Kakung). Dan kemudian om Dimas menikah dengan tante Indah, kemudian lahirlah dua anak kecil cantik. Itu semua sudah pilihan Eyang untuk tetap tinggal disana, walaupun terkadang ada juga riak kecil dalam rumah itu, tapi buat Eyang itu adalah bumbu kehidupan. Jadi kalaupun setelah om Dimas dan keluarga pindah ke Malaysia dan Eyang masih ingin tinggal disana, ya mungkin Eyang sudah merasa menaytu dengan rumah itu, karena sewaktu Eyang hanya tinggal dengan om Dimas dan om Heru, sewaktu mereka kerja (om Dimas di Samarinda), sepanjang pagi sampai malam Eyang hanya sendirian dirumah. Tapi kan keadaan dulu beda dengan sekarang, apalagi semenjak Eyang jatuh dan retak lutut kirinya, aktivitas Eyang pasti agak berbeda kan? Jadi kita tidak bisa membiarkan Eyang tetap tinggal disana walaupun ada yang membantu Eyang.


Jadi kita tawarkan kemana Eyang mau tinggal, Depok atau Pondok Cabe, walaupun dengan penekanan tetap harus ke Pondok Cabe hehe... Kan enak ditungguin orang tua sendiri, kita ninggalin anak juga lebih tenang, maklum Ibu kan "orang sibuk" haha... Cuma tetap kalo Eyang bosen boleh pilih mau nginep dimana.


Tadinya om Dimas nawarin kita tinggal di Cirendeu, tapi Ayah dan Ibu, setelah melalui pembicaraan panjang dan pertimbangan yang matang, untuk saat ini kamu belum bisa tinggal disana. Alesan kuat ya sekolah anak-anak. Alya sekolah di Pamulang, dan jarak Cirendeu-Pamulang itu lumayan jauh dan macet di perbatasan Cirendeu-Pondok Cabe, mobil jemputannya kalau pagi tidak bisa kearah Cirendeu, kalau pulang masih oke. Ghina sekolah di TK depan komplek, kalo harus pindah ke Cirendeu, kasihan transportnya, pulang pergi naik angkot (udah itu dia kan mabok kalo naik mobil hehe..). Jadi diputuskan untuk sekarang ini kita tetap di Pondok Cabe dan Eyang juga.


Ya..pokoknya kita buat suasana senyaman mungkin dan buat om Dimas dan keluarga mudah-mudahan sukses, bahagia, dan lebih dewasa dalam menjalankan hidup dan menjaga anak-anak. Karena walaupun sekarang Oma ikut ke Malaysia tapi kan tidak selamanya, jadi semoga tante Indah jadi makin bijak dan dewasa dalam menjaga anak-anak. Ibaratnya "kalau mereka jatuh maka mereka belajar, kalau mereka sakit maka itu adalah proses alam", jadi jangan pernah takut dalam mengurus anak, beri kebebasan yang sebesar-besarnya pada anak, tapi tetap kita jaga. Sekali lagi semoga sukses selalu, I'll miss all of you. Eyang pasti kangen banget sama kalian.